Minggu, 10 Mei 2015

Sejarah

Teori Ksatria Tentang Masuknya Agama, Budaya Hindu, Budha ke Indonesia
Proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia, sering disebut penghinduan. Pada dasarnya istilah ini sebenarnya kurang tepat, karena disamping agama Hindu, masuk pula agama Budha. Proses ini terjadi didahului adanya hubungan Indonesia dengan India, sebagai akibat perubahan jalur perdagangan dari jalur tengah (sutera) berganti ke jalur pelayaran (rempah-rempah. Hal ini didasarkan bukti peninggalan arca dan prasasti di Indonesia. Sedangkan di India terdapat karya sastra, diantaranya kitab Jataka, Ramayana dan Raghuwamsa. Kitab Jataka berisi kisah perjalanan Budha yang menjumpai Swarnabhumi. Kitab Ramayana terdapat istilah Jawadwipa dan Swarnabhumi. Kitab Raghuwamsa karya Kalisada tentang perdagangan India yang menyebutkan Dwipantara sebagai asal bahan perdagangan cengkih atau lavanka.
Letak geografis kepulauan Indonesia telah menjadikan kepulauan Indonesia sebagai jalur perdagangan Internasional. Kepulauan Indonesia menjadi daerah transit ( pemberhentian ) sebelum  melanjutkan ke kedua bagian negara tersebut. Orang-orang Indonesia ternyata ikut aktif juga dalam perdagangan tersebut sehingga terjadilah kontak hubungan di antara keduanya (Indonesia - India dan Indonesia -Cina ). Hubungan itu akhirnya memberikan pengaruh terhadap perkembangan masyarakat Indonesia selanjutnya.
Menurut sejarawan Van Lew dan Wotters, hubungan dagangan antara Indonesia dan India lebih  dahulu berkembang dari pada hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Namun, sumber sejarah untuk mengungkapkannya sangat terbatas, yaitu melalui kitab-kitab sastra dan sumber-sumber dari barat. Berdasarkan hal tersebut selanjutnya muncul beberapa teori mengenai proses masuknya budaya Hindu-budha di indonesia.

Teori Ksatria
Teori ksatria mengungkapkan bahwa pembawa agama dan kebudayaan Hindu masuk ke Nusantara adalah kaum ksatria. Menurut teori ini, pada masa lampau di India terjadi peperangan antarkerajaan. Para prajurit yang kalah perang, kemudian mengadakan migrasi ke daerah lain. Tampaknya, di antara mereka ada yang sampai ke Indonesia dan mendirikan koloni-koloni melalui penaklukan. Mereka menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Salah seorang pendukung teori ksatria adalah C.C. Berg.

    Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria. Pendukung teori Ksatria, yaitu:
1.    C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.

2.    Mookerji mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.

3.    J.L. Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
Berdasarkan beberapa teori tersebut, para ahli sejarah membuat dua bentuk kemungkinan tentang proses masuknya agama dan budaya Hindu Budha di Indonesia, yaitu :
•    Bangsa Indonesia bersifat pasif. Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia hanya sekedar menerima budaya dari India. Dengan demikian akan menimbulkan kesan bila telah terjadi penjajahan / kolonisasi yang dilakukan bangsa India baik secara langsung maupun tidak langsung.
•    Bangsa Indonesia bersifat aktif. Hal ini memberikan pengertian bahwa masyarakat Indonesia sendiri ikut aktif dalam membawa dan menyebarkan agama dan budaya Hindu Budha di nusantara. Salah satu cara yaitu mengundang para brahmana dari India untuk memperkenalkan agama dan budayanya di Indonesia.
Bersamaan dengan masuk dan berkembangnya agama Hindu, masuk dan berkembang pula agama Budha di Indonesia. Dalam penyebaran agama Budha, dikenal misi penyiaran agama yang disebut Dharmadhuta. Masuknya agama Budha diperkirakan pada abad 2 Masehi. Hal ini didukung adanya bukti penemuan arca Budha dari perunggu di daerah Sempaga (Sulsel) yang menggunakan langgam seni arca Amarawati (India selatan). Patung sejenis juga ditemukan di daerah Bukit Siguntang (Sumsel) yang memperlihatkan langgam seni arca Gandhara (India utara). Agama Budha yang berkembang di Indonesia sebagian besar beraliran Budha Mahayana. Perkembangan agama Budha mencapai masa puncak jaman kerajaan Sriwijaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar